MATERI PENDIDIKAN DALAM PRESPEKTIF
AL-QUR’AN
MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir Tarbawy I
Disusun Oleh:
‘Alam Rezki 133111030
Kelas: PAI-4A
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
A.
PENDAHULUAN
Allah adalah Tuhan Yang Maha
Bijaksana. Dengan kebijsanaan-Nya Dia tidak menciptakan semuanya dengan
tiba-tiba, walaupun ada sebagaian. Proses penciptaan makhluk ini lah yang
berlangsung melalui proses yang perlu manusia kaji sebagai bahan atau materi
pembelajaran. Semua yang ada disekitar kita dapat kita jadikan sebagai bahan
berfikir kita. Memahami, menghayati dan mengartikan apa makna dari yang telah
Allah ciptakan untuk kita umat manusia.
Pada makalah kali ini, pemakalah
akan menyampaikan pembahasan mengenai materi pendidikan dalam prespektif
al-Qur’an, yang didalamnya akan menyajikan beberapa ayat al-Qur’an yang
menjelaskan mengenai ciptaan Allah yang digunakan sebagai materi berfikir
manusia untuk menambah keimanaan kepada Allah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana pandangan Al-quran
mengenai materi pendidikan dalam Q.S. al-A’rof ayat 54 dan 204?
2.
Bagaimana pandangan Al-quran
mengenai materi pendidikan dalam Q.S. Shaad ayat 29?
3.
Bagaimana pandangan Al-quran
mengenai materi pendidikan dalam Q.S. al-Ghasyiyyah ayat 17-20?
4.
Bagaimana pandangan Al-quran
mengenai materi pendidikan dalam Q.S. al-Mulk ayat 1-4?
C.
PEMBAHASAN
1.
Q.S. al-A’rof
ayat 54 dan 204
cÎ)
ãNä3/u
ª!$#
Ï%©!$#
t,n=y{
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur
Îû
ÏpGÅ
5Q$r&
§NèO
3uqtGó$#
n?tã
ĸóyêø9$#
ÓÅ´øóã
@ø©9$#
u$pk¨]9$#
¼çmç7è=ôÜt
$ZWÏWym
}§ôJ¤±9$#ur
tyJs)ø9$#ur
tPqàfZ9$#ur
¤Nºt¤|¡ãB
ÿ¾ÍnÍöDr'Î/
3
wr&
ã&s!
ß,ù=sø:$#
âöDF{$#ur
3
x8u$t6s?
ª!$#
>u
tûüÏHs>»yèø9$#
ÇÎÍÈ
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Kata enam hari atau enam
masa disini menurut para mufassir, ada yang memahami enam hari itu arti yang
sesungguhnya dengan alasan bahwa ayat ini ditujukan kepada manusia dan
menggunakan bahasa manusia.[1]
Ada lagi menurrut surat al-Hajj ayat 47 bahwa sehari sama dengan seribu tahun.[2]
Walaupun demikian bumi dan langit pastinya dibuat dengan jangka waktu yang
dimiliki Allah, adapun berapa lama hanya Allah yang mengetahui. Dialah pemilik,
penguasa, dan pengaturnya. Walaupun yang disebut dalam ayat ini langit dan bumi
saja, tetapi yang dimaksud langit adalah semua alam yang di atas, dan yang
dimaksud dengan bumi adalah semua alam dibawah, dan termasuk pula alam yang ada
di antara keduanya.[3]
Menurut al-Biqa’i ayat ini menegaskan bahwa
sesungguhnya Allah adalah pemelihara dan pendidik, serta yang menciptakan kamu
dari tiada, Dia berkuasa dan mengatur segala yang diciptakan-Nya sehingga
berfungsi sebagaimana Dia kehendaki. Diantaranya: Dia menutup malam dengan
kegelapan kepada siang, demikian juga halnya dengan siang yang mengikuti dengan
cepat, sehingga begitu siang datang dengan kadar tertentu, begitupun kegelapan
malam pergi dalam kadar yang sama.[4]
Dengan demikian dalam surat Al-A’raf, yaitu materi yang berkaitan dengan alam
semesta yang dapat dijadikan bahan kajian pendidikan atau ilmu pengetahuan
seperti Ilmu Biologi, Astronomi, atau Ilmu Falak.
#sÎ)ur
Ìè%
ãb#uäöà)ø9$#
(#qãèÏJtGó$$sù
¼çms9
(#qçFÅÁRr&ur
öNä3ª=yès9
tbqçHxqöè?
ÇËÉÍÈ
204. dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[5].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat ini
diturunkan karena sahabat shalat di belakang Nabi sambil berbicara. Allah dalam
ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman agar mereka memberikan
perhatian yang sungguh kepada Al-Qur’an. Hendaklah mendengarkan dengan
baik-baik ataupun isinya untuk dipahami.[6]
Betapa mendengar dan memerhatikan Al-Qur’an merupakan sesuatu yang penting.[7]
Janganlah pikiran mereka melayang sewaktu diperdengarkan Al-Qur’an. Karena
Allah akan memberikan rahmat kepada kaum muslimin yang memenuhi perintah Allah
dan menghayati isi Al-Qur’an.[8]
Dari tafsiran diatas dapat kita analisis, bahwa
dalam suatu proses pembelajaran kita harus fokus terhadap apa yang akan kita
pelajari. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran harus ada materi yang
disiapkan untuk dikaji. Ayat diatas juga telah menyebutkan “dengarkanlah” dan
“perhatikanlah”, maknanya seperti dimisalkan bayi yang belum bisa berbicara.
Untuk dapat belajar bicara, bayi akan memerhatikan dan mendengarkan apa yang
diucapkan oleh pengasuhnya. Hal tersebut merupakan langkah awal dalam memahami
suatu materi.
2.
Q.S. Shaad
ayat 29
ë=»tGÏ.
çm»oYø9tRr&
y7øs9Î)
Ô8t»t6ãB
(#ÿrã/£uÏj9
¾ÏmÏG»t#uä
t©.xtFuÏ9ur
(#qä9'ré&
É=»t6ø9F{$#
ÇËÒÈ
29. ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Munasabah
Allah menjelaskan bukti-bukti keesaan-Nya yang terdapat di langit,
bumi, dan seluruh makhluk yang berada di antaranya agar pikiran orang-orang
kafir terbuka untuk mengakui kemahaesaan dan kemahakuasaan-Nya menurunkan
petunjuk berupa Al-Qur’an kepada hamba pilihan-Nya.[9]
Tafsir
Allah menjelaskan bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada
Rasulullah saw dan para pengikutnya. Al-Qur’an itu adalah kitab yang sempurna
mengandung bimbingan yang sangat bermanfaat kepada umat manusia. Bimbingan itu
menuntut manusia agar hidup sejahtera di dunia dan berbahagia di akhirat.
Dengan merenungkan isinya, manusia akan menemukan cara-cara mengatur
kemaslahatan hidup di dunia. Tamsil ibarat dan kisah dari umat terdahulu
menjadi pelajaran dalam menempuh tujuan hidup mereka dan menjahui rintangan dan
hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan hidup. Al-qur’an itu diturunkan
dengan maksud agar direnungkan kandungan isinya, kemudian dipahami dengan
pengertian yang benar, lalu diamalkan sebagaimana mestinya. Pengertian yang
benar diperoleh dengan jalan mengikuti petunjuk-petunjuk rasul, dengan dibantu ilmu
pengetahuan yang dimilki, baik yang berhubungan dengan bahasa ataupun
perkembangan masyarakat. Begitu pula dalam mendalami petunjuk-petunjuk yang
terdapat dalam kitab itu, hendaknya dilandasi tuntunan rasul serta berusaha
untuk menyemarakkan pengalamannya dengan ilmu pengetahuan hasil pengalaman dan
pemikiran mereka.[10]
3.
Q.S.
al-Ghasyiyah ayat 17-20
xsùr&
tbrãÝàYt
n<Î)
È@Î/M}$#
y#ø2
ôMs)Î=äz
ÇÊÐÈ n<Î)ur
Ïä!$uK¡¡9$#
y#ø2
ôMyèÏùâ
ÇÊÑÈ n<Î)ur
ÉA$t6Ågø:$#
y#øx.
ôMt6ÅÁçR
ÇÊÒÈ n<Î)ur
ÇÚöF{$#
y#øx.
ôMysÏÜß
ÇËÉÈ
17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia
diciptakan, 18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan? 19. dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? 20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu,
Allah menerangkan akan datangnya hari kiamat dan bahwa manusia ketika itu akan
menjadi 2 golongan: yang celaka dan yang bahagia. Orang yang
celaka akan berada dalam kehinaan yang serendah-rendahnya, dan orang yang
beriman akan memerlihatkan wajah yang cemerlang penuh kebahagiaan. Pada
ayat-ayat berikut ini, Allah mengemukakaan dalil-Nya terhadap orang-orang yang
ingkar itu. Allah menyuruh mereka memerlihatkan tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan Nya yang ada dilangit dan bumi seperti meneliti keadaan unta,
binatang peliharaan yang mereka manfaatkan tenaga, daging, susu, kulit, dan
bulunya. Mereka juga disuruh memerlihatkan gunung-gunung yang dapat dijadikan
petunjuk dalam melakukan perjalanan.
Tafsir
(17-20) dalam ayat-ayat ini, Allah memertanyakan apakah mereka
tidak memerhatikan bagaimana unta, yang ada didepan mereka dan dipergunakan
setiap waktu, diciptakan. Bagaimana pula langit yang berada ditempat yang
tinggi tanpa tiang, bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kukuh, tidak bergoyang
dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan. Diatasnya terdapat
danau dan mata air yang dapat dipergunakan untuk keperluan manusia, mengairi
tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum binatang ternak. Bagaimana pula bumi
dihamparkan sebagai tempat tinggal bagi manusia.
Apabila merka telah memerhatikan semua itu dengan seksama, tentu
mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali
kepada hari kiamat. Karena semua yang ada dibumi ini adalah hasil ciptaan
Allah, dan kita memergunakannya sebagai bahan berfikir kita. Sebagai orang yang
mempunyai fikiran, sudah semestinya kita melakukan hal tersebut. Karena dari
situlah keimanan kita akan bertambah dan akan memercayai bahwa kita akan kembali
kepada Sang Pencipta.[11]
4.
Q.S. al-Mulk
ayat 1-4
x8t»t6s?
Ï%©!$#
ÍnÏuÎ/
à7ù=ßJø9$#
uqèdur
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
íÏs%
ÇÊÈ Ï%©!$#
t,n=y{
|NöqyJø9$#
no4quptø:$#ur
öNä.uqè=ö7uÏ9
ö/ä3r&
ß`|¡ômr&
WxuKtã
4
uqèdur
âÍyèø9$#
âqàÿtóø9$#
ÇËÈ Ï%©!$#
t,n=y{
yìö7y
;Nºuq»yJy
$]%$t7ÏÛ
(
$¨B
3ts?
Îû
È,ù=yz
Ç`»uH÷q§9$#
`ÏB
;Nâq»xÿs?
(
ÆìÅ_ö$$sù
u|Çt7ø9$#
ö@yd
3ts?
`ÏB
9qäÜèù
ÇÌÈ §NèO
ÆìÅ_ö$#
u|Çt7ø9$#
Èû÷üs?§x.
ó=Î=s)Zt
y7øs9Î)
ç|Çt7ø9$#
$Y¥Å%s{
uqèdur
×Å¡ym
ÇÍÈ
1. Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, 2. yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun, 3. yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu
Lihat sesuatu yang tidak seimbang? 4. kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.
Munasabah
Pada surah at-Tahrim diterangkan bahwa Allah mengetahui rahasia
pembicaraan di antara sebagian istri-istri Nabi Muhammad dan bahkan Allah
kemudian memberitahukan rahasia pembicaraan itu kepadanya, sehingga ia tahu
tentang rahasia itu. Pada Surah al-Mulk in ditegaskan lagi bahwa Allah
MahaKuasa atas segala sesuatu dan di genggaman-Nya kerajaan seluruh alam dan
mengetahui rahasia seluruhnya karena Dia menguasai seluruh alam itu. Allah
menjadikan hidup dan mati manusia sebagai ujian, siapa di antara mereka yang
baik atau buruk amalnya.
Tafsir
(1) Menerangkan bahwa Allah yang Mahasuci dan yang tidak terhingga
rahmat-Nya, adalah penguasa semua kerajaan dunia yang fana ini dengan segala
macam isinya, dan kerajaan akhirat yang terjadi setelah lenyapnya kerajaan
dunia. Allah adalah penguasa kerajaan dunia. Hal ini berarti bahwa Dialah yang
menciptakan seluruh alam ini beserta segala yang terdapat di dalamnya. Dia
pulalah yang mengembangkan, menjaga kelangsungan wujudnya, mengatur, mengurus,
menguasai, dan menentukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, sesuai
dikehendaki-Nya. Dalam mengatur, mengurus, mengembangkan, dan menjaga
kelangsungan alam ini, Allah menetapkan hukum-hukum dan peraturan-peraturan.
Pertama Sunatullah yang merupakan hokum dan ketentuan
Allah yang berlaku di alam semesta ini, baik bagi makhluk hidup maupun benda
mati, baik bagi manusia maupun bagi hewan, tumbuh-tumbuhan, benda yang tidak
bernyawa, baik bagi bumi dengan segala isinya maupun bagi seluruh
pelanet-planet yang beredar di jagad raya yang tiada terbatas luasnya.
Pelanggaran terhadap hokum dan peraturan Allah berarti kesengsaraan dan
kebinasaan bagi yang melanggarnya.
Kedua agama Allah yang berisi petunjuk-petunjuk bagi
manusia. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk itu, manusia akan hidup bahagia di
dunia dan akhirat. Agama yang berisi petunjuk-petunjuk itu diturunkan
Allah kepada para rasul yang telah di utus-Nya, sejak dari Nabi Adam sampai
kepada Nabi Muhammad, sebagai nabi dan rasul Allah yang terakhir, penutup dari
segala rasul dan nabi.
(2) Dalam ayat ini diterangkan bahwa Tuhan yang memegang kekuasaan
kerajaan dunia dan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan
yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia yang menentukan saat
kematian setiap makhluk. Jika saat kematian itu telah tiba, tidak ada suatu apa
pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya barang sekejap pun. Demikian
pula keadaan makhluk yang akan mati, tidak ada suatu apa pun yang dapat
mengubahnya dari yang telah di tentukan-Nya.
Ayat ini mendorong dan menganjurkan agar manusia selalu waspada
dalam hidupnya. Hendaklah mereka selalu memeriksa hati mereka apakah ia
benar-benar seorang yang beriman, dan juga memeriksa segala yang akan mereka
perbuat, apakah telah sesuai .dengan yang diperintahkan Allah atau tidak, dan
apakah yang akan mereka perbuat itu larangan Allah atau bukan.
(3) Allah menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan seluruh langit
secara bertingkat di alam semesta. Tiap-tiap benda alam itu seakan-akan
terapung kokoh di tengah-tengah jagad raya, tanpa ada tiang-tiang yang
menyangga dan tanpa ada tali temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu
menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagad raya dan
masing-masing lapisan terdiri atas begitu banyak planet yang tidak terhitung
jumlahnya. Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan
baginya.
Dinyatakan secara jelas bahwa pada langit yang dekat (mungkin
ditafsirkan sebagai lapis langit pertama) dihiasi oleh bintang-bintang. Kata
yang digunakan bukan bintang (bentuk tunggal yang dapat menunjuk pada matahari
sebagai bintang dalam tata surya), akan tetapi bintang-bintang (bentuk jamak).
Apabila demikian halnya, apa yang dinyatakan dalam Al-quran
mengenai hal ini, sama sekali belum dapat dijangkau oleh temuan ilmu
pengetahuan. Berkaitan dengan itu, adalah suatu hal yang sangat sombong jika
seorang manusia mengakui tahu segala sesuatu. Betapa pun luasnya pengetahuan
seseorang, masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan pengetahuan Allah.
(4) Dari ayat ini dapat dipahami bahwa tidak ada seorang pun di
antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di
antara manusia yang sanggup. Hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu
Allah. Seandainya ada di antara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka
ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari ilmu Allah.
Akan tetapi, banyak di antara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan
kekurangannya, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.[12]
Dari ayat tersebut juga dapat dipetik pelajaran yaitu antara lain:
1.
Limpahan karunia dan aneka anugerah
Allah swt. Bagi manusia dan alam raya tidak dapat terbayangkan banyaknya.
2.
Allah swt. Pengendali alam raya Dia
yang menganugerahkan hidup kepada yang berpotensi hidup dengan aneka kualitas
hidup dan dia pula yang mencabutnya.
3.
Hidup dan mati adalah ujian untuk
membuktikan siapakah yang lebih berkualitas amal-amalnya
4.
Yang terpenting adalah kualitas
amal, bukan banyaknya karena itu sedikit yang berkualitas lebih baik daripada
yang banyak tapi tidak berkualitas.
5.
Mati hidup dari sekian banyak
kudrat dan kuasa Allah swt.
6.
Bahwa semua ciptaan-Nya, baik yang
terdiri dari tuju langit, benar-benar karena kasih sayang Allah.
7.
Alam raya telah diciptakan Allah
swt, dalam keadaan yamg sangat indah, serasi dan harmonis.[13]
D.
KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan ayat-ayat
al-quran diatas dapat disimpulkan bahwasanya kekuasaaan Allah sangat luar
biasa, ketika Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan berbagai manfaat
yang terkadang manusia lalai dengan nikmat yang begitu luar biasanya, dan
sumber dari segala ilmu yang telah Allah turunkan yaitu Al-quran yang mana
banyak sekali pelajaran ataupun pengetahuan yang terkandung dalam ayat-ayat Allah.
Seperti halnya dalam pendidikan ketika mencari ilmu Allah menyuruh hambanya
untuk fokus dengan apa yang akan mereka pelajari.
Al-quran adalah kitab yang sempurna
yang mengandung bimbingan yang sangat bermanfaat bagi manusia dan bimbingan
menuntut manusia agar hidup sejahtera. Dalam Al-quran Allah telah menunjukan
kebesaran dan kekuasaanNya yang ada di langit dan bumi, Allah pula yang
mempunyai kerajaan dunia dan akhirat yang mana manusia tidak akan sanggup
mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Karena masih sedikitnya ilmu yang
dimiliki manusia.
E.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami
susun. Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah kali ini masih terdapat banyak
kesalahan, oleh karenanya pemakalah memohon kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amiin.
[1] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid III, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm 357.
[5] Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita
diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam
sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum
boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.
[8] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid III, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm 561.
[9] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirmya Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm 366.
[10] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirmya Jilid VIII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm 369.
[11] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirnya Jilid X, (Jakarta:
Lentera Abadi, 2010), hlm 646-647.
[12] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirnya Jilid X, (Jakarta:
Lentera Abadi, 2010), hlm 221-230.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar